MUKJIZAT NABI MUHAMMAD SAW.
Penterjemah: A.Abdurrahman Ahmad
Abu Nu’aim meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah saw. Berkata kepada
para istrinya, “Di antara kamu akan ada seseorang
yang menunggangi unta merah, dan di sekitarnya banyak anjing yang menggonggong
dan banyak orang yang meninggal dunia, tetapi ia akan selamat, padahal ia sudah
hampir terbunuh.”
Hal
ini benar-benar terjadi. Yaitu kisah ‘Aisyah r.a. ketika timbul pertempuran
dengan Ali r.a., yang dikenal dengan perang Jamal. Kejadian ini terjadi di
suatu tempat bernama Hawwab. Dan unta yang dikendarai oleh ‘Aisyah r.a. pada
saat itu berwarna merah. Juga, anjing-anjing di desa itu selalu menggonggong.
Dan di Hawwab itulah dua pasukan bertempur. Banyak korban yang meninggal dunia.
Hawwab adalah sebuah sumber air berupa kolam yang sangat besar.
Pada
akhir malam, ketika menjalang fajar, Ali r.a. telah berjumpa dengan ‘Aisyah r.a
Untuk membicarakan tentang perdamaian dan menghakhiri pertempuran tersebut.
Akan tetapi orang-orang yang mengaku sebagai pembunuh Utsman r.a. telah
mengacaukannya dan mereka meluncurkan panah-panah mereka terhadap pasukanAli
r.a Kemudian mereka juga mengacaukan pasukan ‘Aisyah r.a. Mereka menyebarkan
berita kepada pasukan ‘ Aisyah r.a bahwa Ali adalah penipu. Sedangkan kepada
pasukan Ali r.a disebarkan berita bahwa ‘Aisyah r.a adalah orang yang tidak
menetapi janji. Pengacau ini terkenal bernama Abdullah bin Saba.
Setelah
‘Aisyah r.a mengetahui tempat air tadi dan orang-orang memberitahukan kepadanya
bahwa tempat itu adalah Hawwab, maka ‘Aisyah r.a teringat akan apa yang
dikatakan oleh Rasulullah saw. Lalu ‘Aisyah r.a berniat untuk kembali, akan
tetapi Marwan telah membakar semangatnya untuk berjihad sampai mati syahid.
Dikatakan oleh Marwan bahwa sumber air itu bukan Hawwab. Kemudian orang-orang
yang bernafsu untuk meneruskan pertempuran, mendapatkan kesempatan untuk
menyerang ‘Aisyah r.a Mereka memotong tali unta yang berada di hitung untanya ‘Aisyah.
r.a, sehingga menyebabkan ’Aisyah r.a jatuh ke tanah. Kemudian saudaranya yaitu
Muhammad bin Abu Bakar r.a mengangkatnya dan membawanya pergi.
Dalam
peperangan ini ‘Aisyah r.a bergabung bersama pasukan Tolhah dan Zubair r.a
Sebenarnya hal ini merupakan kesalahfahaman saja. Bahwa orang-orang yang telah
membunuh Utsman r.a mau membalas dendam, yaitu dengan menimbulkan kekacauan
dalam pertempuran. Dengan tujuan untuk menunaikan hajat dan keinginan pribadi
mereka.
Yang
jelas, bahwa apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw. Benar-benar terjadi.
Bukhari, Muslim meriwayatkan dari ‘Aisyah r.a berkata, “Suatu ketika Rasulullah saw.
Bersabda kepada istri-istri beliau, “istriku
yang akan pertama kali berjumpa denganku ialah yang paling panjang tangannya.” Para istri Nabi saw. Memahami kata-kata ‘Athulu
Hunna Yadan’ dengan dzahirnya. Maka setelah wafatnya Rasulullah saw.,
mereka saling mengukur tangan-tangan di antara mereka. Siapakah yang akan
meninggal pertama kali setelah Nabi saw. Padahal kata-kata beliau saw. Bermaksud orag yang paling rajin
bersedekah.
Ternyata
setelah Nabi saw. Wafat, istri yang pertama kali wafat ialah Zainab r.a yang
bergelar Ummul Massakin. Beliaulah di
antara istri-istri Rasulullah yang paling rajin dalam bersedekah. Setelah
kematian Zainab r.a., barulah para istri Nabi saw. Memahami apa yang disabdakan
oleh Rasulullah saw., mengenai makna panjang tangan tersebut.
Singkatnya, bahwa apa yang
telah dikabarkan oleh Rasulullah benar-benar terjadi. Bahwa setelah wafatnya
Nabi saw., akan disusul oleh wafatnya Zainab.r.a.
Abu Nu’aim meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a Suatu ketika Ibu saya, Ummu Fadhal berjalan melewati Rasulullah saw.,
lalu Nabi saw. Bersabda. “ Hai Ummu Fadhal, dari kehamilanmu kamu akan melahirkan seorang anak lelaki.
Jika sudah lahir. Maka bawalah anak itu kepadaku”
Selanjutnya Ummu Fadhal r.a. bercerita ; Setelah anak saya
lahir, ternyata benar bayi saya lelaki. Maka saya membawa bayi tersebut
kehadapan Rasulullah saw., Lalu oleh Nabi saw. Diadzankan di telinga kanannya
dan iqomah di telinga kirinya, dan keningnya dicium oleh Nabi saw. Sambil
bersabda, “Namailah anak ini
Abdullah dan sampaikan kepada
bapaknya para khalifah ini”. Mendengar perkataan ini, maka saya segera
menyampaikannya kepada Abbas r.a Kemudian datanglah Abas r.a ke majlis
Rasulullah untuk bertanya tentang kebenarannya. Jawab Nabi saw., “Benar, anak ini (Abdullah bin Abbas)
bapaknya para khalifah”.
Dan apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw., memang menjadi
kenyataan. Keturunan Abdullah bin Abbas r.a. menurunkan raja-raja
keturanan Abbasiyah ini memerintah
selama 500 tahun.