Abul Qosim Baghawi meriwayatkan dari  Mu’awiyah bin Hakam r.a. Ia berkata “ Suatu ketika Rasulullah saw.  Bersama-sama dengan kami dalam khandak. Dan saudaraku, Ali bin Hakam r.a. turun dari kudanya ke dalam parit. Ketika menuruni dinding  parit itu, ia terjatuh dan mengenai kakiku, sehingga menyebabkan kakiku terluka. Kemudian.kami pergi menjumpai Rasulullah saw. Lalu Rasulullah saw.  Memegang lukaku dengan tangannya sebentar , sambil membaca ‘ Bismillah’ maka luka tersebut sembuh seketika dan tidak ada bekas luka sedikitpun.

 

Baihaqi dan Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa dalam peperangan Badar, Habib  bin Yasaf r.a. telah dipukul oleh musuh dengan pedang di antara kedua pundaknya, sehingga tulangnya patah. Kemudian Nabi saw. Meniup di luka yang patah tersebut sehingga  kembali menjadi baik. Dan berkat kesembuhan itu, maka Habib r.a. dalam pertempuran itu masih mampu ikut bertempur membunuh musuh.

 

Baihaqi meeriwayatkan dari Ali r.a., ia mengatakan, “ suatu ketika saya hadir di majelis Nabi saw. Ketika itu saya sedang  sakit parah. Saya pun berdo’a  kepada Allah, “ Ya Allah, seandainya ajalku akan datang, maka percepatlah. Agar aku tidak menanggung sakit ini terlalu lama. Tetapi jika Engkau masih memberiku hidup, maka Ya Allah, sembuhkanlah. Dan jika sakit ini sebagai cobaan, maka berilahaku kesabaran.”

Mendengar do’a ini, maka Rasulullah saw. Menahan Ali r.a. dan bersabda, “ Hai Ali, katakanlah sekali lagi” Ali r.a mengulangi do’a itu sekali lagi. Lalu Rasulullah saw. Berdo’a,  Ya, Allah, sembuhkan ia” Maka kata Ali r.a., “ Saya langsung sembuh dari penyakit itu. Dan penyakit itu tidak kembali lagi untuk yang kedua kalinya.

 

Ibu Abi Syaibah meriwayatkan dari Ummu Jundub r.a., ia berkata “ Datanglah seorang wanita dari Bani Khusy’am kepada Rasulullah saw. Sambil membawa seorang laki-laki yang berpenyakit bisu. Kemudian Rasulullah saw. Menyuruh anak tadi berkumur, lalu dengan kedua tangan beliau menerima air tersebut.. Kemudian air itu diberikan kepada wanita itu, seraya  bersabda, “ Minumkanlah air ini kepada anakmu dan juga kedua matanya dengan air ini.” Setelah wanit itu melaksanakan apa yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw., maka langsung anak tersebut berbicara lancar dan anak tersebut menjadi cerdas sekali. Bahkan kecerdasannya melebihi orang lain.

 

Baihaqi dan Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa pada pertempuran Uhud, mata Qotadah bin Nu’man  r.a. terkena anak panah, sehingga matanya hampir turun ke pipinya. Rasulullah saw. Bersabda kepada Qotadah r.a., “ Apabila kamu menginginkan matamu sembuh, maka saya akan menyebuhkan disini juga. Akan tetapi jika kamu menghendaki surga, maka bersabarlah. “ Qotadah r.a menyatakan, “ya Rasulullah, memang surga itu pahala yang sangat angung, akan tetapi jika saya buta, maka akan terlihat tidak bagus. Ya Rasullullah, obatilah mataku dan juga do’a kanlah saya supaya masuk surya. “

Kemudian Nabi  saw. Mengobati matanya tersebut, lalu mata Qatadah r.a dapat melihat kembali, bahkan matanya  bersinar terang lebih terang daripada sebelumnya dan untuknya pun  dido’akan supaya masuk surga.

Mukizat ini sangat terkenal. Dan anak keturunan Qotadah r.a sangat bangga bahwa bapak mereka telah disembuhkan matanya oleh tangan Rasulullah saw. Kemudian cucu Qatadah r.a., “ Asim bin Umar bin Abdul Aziz ketika masa kehalifahannya, datang dan membacarakan syair berikut ini : Saya adalah cucunya seseorang yang matanya terluka dalam perang Dan sembuh kembali menjadi baik berkat tangannya Rasulullah saw. Bahkan lebih baik dari semula dan tangan itu sangat berkah dan dapat menyembuhkan kembali.